Senin, 28 November 2016

Laporan Kuliah Lapangan ke PT. Wijaya Karya Beton Karawang

Diposting oleh Jeska Janetha Ramadella di 07.36 0 komentar
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Konstruksi SI-3051 mengenai kunjungan kuliah lapangan ke PT. Wijaya Karya Beton Karawang yang dilaksanakan pada hari Senin, 21 November 2016.

Pada artikel kali ini, akan dibahas mengenai Teknologi Bahan dan Pengendalian Mutu: Beton Pracetak.

Sebelum memulai bahasan mengenai beton pracetak, alangkah lebih baik kita mencari tau dulu definisi Beton Pracetak.

Apa itu beton pracetak?

Beton pracetak atau Precast adalah komponen atau elemen struktur yang telah dibuat di pabrik dengan bentuk sesuai cetakan yang kemudian akan diangkut dan dipasang ke tempat lokasi konstruksi bangunan.

Terdapat tiga tahap pembuatan beton pracetak secara garis besar.



Tahap Desain -> Tahap Produksi -> Tahap Pasca Produksi

TAHAP DESAIN
Proses perencanaan suatu produk secara umum merupakan kombinasi dari ketajaman melihat peluang, kemampuan teknis, kemampuan pemasaran. Persyaratan utama adalah struktur harus memenuhi syarat kekuatan, kekakuan dan kestabilan pada masa layannya. Pada tahap desain yang bertanggung jawab pada tahap ini adalah konsultan bersama kontraktor dan tentunya dengan persetujuan owner.

(sumber: http://civilcomm.blogspot.co.id/2013/01/beton-pre-cast.html)

TAHAP PRODUKSI
Tahap produksi terdiri atas:
a. persiapan
Untuk mempermudah proses produksi, pabrik WIKA Beton didesain sedemikian rupa sehingga terdapat beberapa plant atau lajur dimana setiap plant tersebut terdapat jenis pekerjaan yang berbeda-beda. terdapat plant untuk pembuat cetakan, pengecoran, curing, dan lainnya.

b. pabrikasi tulangan dan cetakan
Bentuk cetakan harus sesuai dengan desain awal beton precast. Di WIKA Beton dan Kobe saat ini sedang memproduksi beton untuk proyek MRT. Ukuran cetakannya dapat diatur dimensi, ketinggian dan kemiringannya sesuai dengan geometrik jalan dengan bantuan mesin dan tenaga kerja disana. Mesin pembuat beton dan cetakan disana telah terintegrasi dengan komputer sehingga hanya dengan memasukan data geometrik jalannya, mesin dapat bekerja dengan sendirinya.

c. penakaran dan pencampuran beton
Di tahap ini, terdapat kegiatan mencamourkan bahan pengisi dan bahan pengikat menjadi satu. Bahan-bahan ang dimaksud antara lain pasir, kerikil, semen dan air dengan perbandingan komposisi sesuai mutu beton (fc') yang diharapkan.

d. penuangan dan pengecoran beton
Campuran beton kemudian dibawa dengan mobil pengangkut dan dituang kedalam cetakan.

e. finishing/repairing beton
f. curing beton
Curing pada Wika Beton dilakukan dalam sebuah bak besar. Beton disiram dengan air secara berkala untuk menghindari beton mengering secara mendadak. Perawatan terhadap beton dilakukan sampai berumur 7 hari, sedangkan beton akan mengering sempurna dan boleh digunakan setelah usianya mencapai 30 hari.

TAHAP PASCAPRODUKSI
Terdiri dari tahap penanganan (handling), penyimpanan (storage), penumpukan (stacking), pengiriman ( transport dan tahap pemasangan di lapangan (site erection)

PEMASANGAN DI LAPANGAN
Pengangkutan elemen pracetak tersebut akan dipasang minimal harus mempertimbangkan sebagai berikut:
  1. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi.
  2. Jadwal pemasangan elemen pracetak sesuai jadwal rencana.
  3. Alternatif jalan lain yang dilewati seandainya ada satu jalan terjadi hambatan.
  4. Daya tampung lokasi proyek dalam menerima pengiriman elemen pracetak.
  5. Kemampuan crane dalam mengangkat elemen pracetak.
Dalam pemasangan elemen pracetak ke lokasi posisi terakhirnya,beberapa hal yang harus diperhatikan adalah :

Site Plan
Site Plan yang ada maka akan dapat diperoleh hal-hal sebagai berikut :
  1. Dapat menempatkan posisi crane di lokasi proyek sehingga dapat difungsikan semaksimal dalam elemen-elemen pracetak ke posisi terakhirnya.
  2. Dapat direncanakan tempat penumpukan elemen pracetak yang memudahkan pengaturannya.
Peralatan
Dalam penggunaan elemen pracetak,menjadi pertimbangan adalah :
  1. Beberapa crane yang diperlukan dalam suatu proyek agar dapat digunakan semaksimal mungkin .
  2. Berapa radius perputaran crane.
  3. Peralatan pembantu serta jumlah kebutuhan guna mendukung siklus pemasangan elemen pracetak seperti truk,dan lain sebagainya.
Siklus Pemasangan
Secara garis besar siklus pemasangan dari elemen pracetak dapat dijabarkan sebagai berikut :
  1. Pengecoran elemen poer
  2. Pemasangan elemen balok
  3. Pemasangan elemen pelat
  4. Pengecoran over topping
Beberapa tipe elemen pracetak adalah
  1. POER PRECAST
  2. BALOK PRECAST
  3. HALF SLAB PRECAST
  4. PLANK FENDER PRECAST
  5. DOLPHIN
  6. KANSTEEN PRECAST
(sumber: http://sukamabar.blogspot.co.id/2014/08/metode-pelaksanaan-beton-pracetak.html)
 

Jeskaaaaaaa's Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea